Osing Village Banyuwangi, Wisata Unik Kaya Budaya

262

Pernah denger desa wisata Osing Village Banyuwangi? Sampai saat ini, Banyuwangi yang juga populer dengan nama “The Sunrise of Java” adalah kabupaten yang terletak di Jawa Timur dan juga berbatasan langsung dengan Jember, Situbondo, dan Bondowoso. Nah, nggak cuman itu, Banyuwangi juga masih erat kaitannya dengan Kerajaan Blambang.

Sebagai kota yang menarik, banyak wisatawan lokal dan bahkan mancanegara yang menghabiskan banyak waktu ke Banyuwangi. Selain terkenal dengan adanya wisata alam berupa pantai, Banyuwangi juga terkenal dengan adanya Desa Osing sebagai desa wisata budaya.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Osing Village Banyuwangi

Desa wisata ini terletak di Desa Kemiren, tepatnya di Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Suku Osing adalah suku mayoritas yang ada di Banyuwangi. Sebagai penduduk asli, masyarakat tersebut juga memang keturunan dari Kerajaan Blambang yang masih ada sampai saat ini. Nah, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang tradisi dan budaya Desa Kemiren.

1. Tradisi Gedhogan Saat Panen

Saat panen tiba, seluruh masyarakat punya kebiasaan unik yaitu melakukan tradisi Gedhogan. Tradisi ini adalah dengan menggunakan alat penumbuk untuk hasil panen. Alat yang dibuat dari batang kayu nangka tersebut punya ukuran, bunyi, dan fungsi yang berbeda-beda.

  Wisata Pantai Banyuwangi Yang Harus Dikunjungi Sekali Seumur Hidup

Tradisi gedhogan ini kemudian dilakukan di pematang sawah, seiring dengan tabuhan gendang dan suara angklung. Suara gedhogan dan alu pun jadi bunyi musik yang khas, dikenal dengan musik lesung dan jadi warisan budaya.

Iklan

Osing Village Banyuwangi

2. Penduduknya Juga Punya Bahasa Sendiri, Bahasa Osing Loh!

Setiap hari, penduduk Osing berinteraksi, menyapa, dan melakukan kegiatan sosial dengan menggunakan Bahasa Osing. bahasa ini menjadi budaya sekaligus ragam tertua dari Bahasa Jawa.

Nah, menariknya lagi, masyarakat Osing juga punya banyak kesamaan dengan bahasa Jawa Kuni yang sudah ada sejak jaman dahulu. Di zaman modern saat ini, ketika ada banyak generasi muda yang tidak menggunakan bahasa daerahnya sendiri, justru masyarakat Osing masih memegang kuat budaya bahasa tersebut.

3. Barong Ider Bumi

Barong adalah makhluk yang punya sayap, dengan kepala singa yang bermahkota. Penampilannya juga sangar, karena dilengkapi dengan gigi taring dan mata melotot. Gambaran Barong ini adalah mitologi Bali dan Jawa. Nah, kalo kamu berkunjung di Banyuwangi, terutama saat tanggal 2 Syawal, kamu bakalan disuguhkan dengan tradisi Barong Ider Bumi. Upacara Barong ini dimulai dengan membersihkan desa yang diramaikan dengan pawai. Makna dari Upacara Barong tak lain adalah untuk menghilangkan bala’ atau sial.

  Pantai Plengkung G-Land Jadi Surga Bagi Peselancar Dunia

Selama pawai berlangsung, ada banyak kegiatan lainnya yang dijamin seru banget buat ditonton. Berbagai pertunjukan kesenian siap bikin hari jadi berkesan. Puncak ritual adalah “Sembur Uthik-Uthik” atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai sebar koin. Maknanya adalah untuk sedekah bagi seluruh warga Kemiren terutama terhadap anak-anak.

4. Tradisi Bersih Desa ala Osing Village Banyuwangi

Osing Village Banyuwangi Dan Budayanya

Ketika sudah berhasil dengan panen dari hasil bumi, masyarakat desa juga punya tradisi yang patut untuk dicontoh. Gimana enggak, mereka meluapkan rasa syukur dengan tradisi bersih desa. Saat tradisi ini berlangsung, kamu bisa menikmati berbagai suguhan ala Banyuwangi, seperti misalnya Pecel Pitik.

5. Mepe Kasur, Cuman ada di Osing Village Loh!

Desa Wisata Osing juga memiliki tradisi yang unik yang disebut dengan mepe kasur. Tradisi ini mengajak warga untuk menjemur kasur merah hitam saat pagi hari. Pemandangan ini hanya terjadi di Desa Kemiren. Merah adalah lambing menolak bala. Sedangkan hitam adalah simbol rumah tangga yang abadi.

Kasur merah dan hitam tersebut adalah pemberian orangtua pada anak perempuan yang menikah. Harapan tak lain adalah supaya anaknya mampu memberikan kasih sayang pada keturunan nanti. Setelah menjemur kasur, mereka menyalakan obor, sedangkan api memang diambil dari Kawah Ijen.

  Berselancar Di Ombak Terbaik Pulau Merah

6. Sanggar Genjah Arum di Osing Village Banyuwangi

Genjah Arum diambil dari nama variasi padi yang ada di banyuwangi. Genjah arum ditanam dengan metode organik. Bahkan, ada juga Sanggar Genjah Arum, sebuah museum khusus yang tersedia untuk menampung seluruh hal yang berhubungan dengan kebudayaan Banyuwangi. Selagi mengunjungi museum, kamu bisa melihat tujuh rumah adat yang usianya sudah tua, dengan ornament antik serta tarian Barong.

7. Angklung Paglak

Angklung Pagklak Osing Village Banyuwangi

Permainan musik ini adalah hiburan penting bagi para petani yang sedang panen. Dimainkan oleh empat orang, tradisi tersebut dirayakan di gubuk kecil, simbol rasa syukur karena hasil panen dapat dinikmati bersama. Bahkan, tradisi ini juga bisa dimainkan saat acara-acara syukuran karena khitanan, tontonan, atau hajatan.

Nah, itulah informasi tentang apa saja sih keunikan Osing Village Banyuwangi yang bikin kamu harus segera berkunjung ke tempat wisata yang satu ini. Bahkan, kamu juga bisa menemukan berbagai tradisi lainnya seperti Seblang atau Tarian Gandrung. Ada juga Kopi Osing yang bikin kamu jadi kangen Banyuwangi dimanapun kamu berada.

By: Zee

Artikulli paraprakDestinasi Wisata Alam di Bandung, 5 Spot, Mood Jadi Baik!
Artikulli tjetërPantai Plengkung G-Land Jadi Surga Bagi Peselancar Dunia